Ibadah-ibadah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas akan dapat berbekas dalam jiwa sehingga pada akhirnya ia mendapatkan kedamaian, ketenangan, lalu mengubah secara total sikap hidupnya. Boleh jadi yang bersangkutan sebelum ini, masih sering melakukan pelanggaran kecil atau besar, tetapi sebagaimana kita ketahui, seringkali ada saat-saat tertentu dimana timbul kesadaran di dalam hati, kesadaran akan dosa dan kelemahan manusia di hadapan Allah, sehingga mengantar seseorang utuk mendekat kepada-Nya sambil menginsyafi kesalahannya.
Kesadaran dan keinsafan itulah yang mengubah sikapnya 180 derajat.Kesadaran semacam itulah bukti bahwa ia telah mendapatkan Lailat-u al-Qadr.
Kesadaran ini memang dapat muncul kapan saja, tetapi pada malam-malam Ramadan khususnya pada akhir bulan Ramadan kesempatan untuk mendapatkannya sangat besar bagi mereka yang mengasah dan mengasuh jiwanya sejak awal Ramadan, apalagi Allah sendiri telah menetapkan salah satu malam dalam bulan itu untuk tujuan tersebut. Seperti Anda ketahui pada malam Lailat-u al-Qadr malaikat turun. Malaikat adalah makhluk Allah yang selalu berbuat kebajikan. Siapa yang ditemani malaikat, maka tentulah ia akan terus terdorong untuk melakukan kebajikan. Demikian, dan semoga kita dapat “menemukan” malam mulia itu. Wa Allah A’lam.
0 komentar